BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap organisasi perlu melakukan
suatu perencanaan dalam setap kegiatan organisasinya, baik perencanaan
produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru,
maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses
dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara
mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran
yang hendak dicapai sebelum melakukan proses-proses perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi
dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar
manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan
dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di
masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena
fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah
ditetapkan dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling
penting dari suatu fungsi manajemen, terutma dalam menghadapi lingkungan
eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih
mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi
dan firasat (dugaan).
Pokok
pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses
perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan konsep perencanaan dan
menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan perencanaan dari berbagai
jenis.
Dalam
manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan tak akan dapat berjalan.
B.
Rumusan Masalah
A. Pengertian Perencanaan
B. Sifat dan Tujuan Perencanaan
C. Proses Perencanaan
D. Hubungan Perencanaan dengan Fungsi Manajemen Lainnya
C. Tujuan
Sesuai
dengan masalah yang dihadapi maka makalah ini bertujuan untuk
1. Mengetahui pengertian perencanaan
2. Mengetahui sifat dan tujuan
perencanaan
3. Mengetahui proses perencanaan
4. Mengetahui hubungan perencanaan
dengan fungsi manajemen lainnya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan
Perencanaan secara garis besar
diartikan sebagai proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi
untuk mencapai tujuan itu dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Pada dasarnya yang dimaksud perencanaan yaitu memberi jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa (who), kapan (when),
dimana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how). Jadi
perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari
sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan,
kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-program yang dilakukan. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau secara formal.
Rencana informal adalah rencana yang
tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi.
Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu
organisasi dalam jangka waktu tertentu.
Rencana formal adalah merupakan
bersama anggota korporasi, artinya setiap anggota harus mengetahui dan
menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ami guitar dan
menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Dalam sebuah perencanaan terdapat
unsur-unsur perencanaan.Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam
pertanyaan yang disebut sebagai unsur-unsur perencanaan. Unsur pertama adalah :
1.
Tindakan
apa yang harus dikerjakan
2.
Ada sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan
3.
Dimana
tindakan tersebut dilakukan
4.
Kapan
tindakan tersebut dilakukan
5.
Siapa
yang akan melakukan tindakan tersebut dan
6.
Bagaimana
cara melaksanakan tindakan tersebut.
Perencanaan
merupakan salah satu fungsi pokok manajemen yang pertama harus dijalankan.
Sebab tahap awal dalam melakukan aktivitas perusahaan sehubungan dengan
pencapaian tujuan organisasi perusahaan adalah dengan membuat perencanaan.
Perencanaan adalah usaha sadar dalam
pengambilan keputusan yang telah
diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah dilakukan sebelumnya.
Dalam
manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian,
pengarahan, dan pengontrolan tak
akan dapat berjalan. Rencana dapat berupa rencana
informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak
tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan
rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi
dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota
korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana
itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan
kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Definisi perencanaan dikemukakan oleh Erly Suandy (2001:2) sebagai
berikut :
“Secara
umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan
kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi
(program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan)
yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh”.
Definisi perencanaan tersebut menjelaskan bahwa perencanaan
merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh.
Definisi perencanaan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan
menggunakan beberapa aspek yakni :
1.
Penentuan
tujuan yang akan dicapai.
2.
Memilih
dan menentukan cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan atas dasar
alternatif yang dipilih.
3.
Usaha-usaha
atau langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan atas dasar alternative
yang dipilih.
Fungsi
perencanaan pada dasarnya adalah suatu proses pengambilan keputusan sehubungan
dengan hasil yang diinginkan, dengan penggunaan sumber daya dan pembentukan
suatu sistem komunikasi yang memungkinkan pelaporan dan pengendalian hasil
akhir serta perbandingan hasil-hasil tersebut dengan rencana yang di buat. Banyak kegunaan dari pembuatan
perencanaan yakni terciptanya efesiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan
perusahaan, dapat melakukan koreksi atas penyimpangan sedini mungkin,
mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul menghindari kegiatan,
pertumbuhan dan perubahan yang tidak terarah dan terkontrol.
Alasan Perlunya Perencanaan
Salah satu maksud dibuat perencanaan
adalah melihat program-program yang dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan
pencapain tujuan-tujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan
pengambilan keputusn yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi
harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak
hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam
dunia usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya
perencanaan :
1. Untuk mencapai “protective benefits”
yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pembuatan keputusan.
2. Untuk mencapai “positive
benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
Beberapa manfaat perencanaan adalah
:
1. Membantu manajemen untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan- perubahan
lingkungan
2. Memungkinkan manajer
memahami keseluruhan gambaran operasi lebih
jelas
3. Membantu penempatan
tanggung jawab lebih tepat
4. Memberikan cara
pemberian perintah untuk beroperasi
5. Memudahkan dalam
melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
6. Membuat tujuan lebih
khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
7. Meminimumkan pekerjaan
yang tidak pasti
8. Menghemat waktu,
usaha, dan dana
Macam-Macam Perencanaan
1. Perencanaan organisasi Perencanaan ini terdiri dari:
- Perencanaan
strategis
Rencana strategis yaitu rencana yang
dikembangkan untuk mencapai tujuan strategis. Tepatnya, rencana strategis
adalah rencana umum yang mendasari keputusan alokasi sumber daya, prioritas,
dan langkah-langkah tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
2. Perencanaan taktis
Adalah rencana ditujukan untuk
mencapai tujuan taktis, dikembangkan untuk mengimplementasikan bagian tertentu
dari rencana strategis. Rencana strategis pada umumnya melibatkan manajemen
tingkat atas dan menegah dan jika dibandingkan dengan rencana strategis,
memiliki jangka waktu yang lebih singkat dan suatu fokus yang lebih spesifik
dan nyata
3. Perencanaan operasional
Adalah rencana yang menitikberatkan
pada perencanaan rencana taktis untuk mencapai tujuan operasional. Dikembangkan
oleh manajer ingkat menegah dan tingkat bawah, rencana operasional memiliki
fokus jangka pendek dn lingkup yang relatif lebih sempit. Masing-masing rencana
operasional berkenaan dengan suatu rangkaian kecil aktivitas. Kami menjelaskan
perencanaan dengan lebih mendekati pada bagian selanjutnya.
Perencanaan operasional dibagi
menjadi 2 yaitu :
a. Rencana sekali pakai : Dikembangkan untuk melaksanakan serangkaian tindakan
yang mungkin tidak berulang di masa mendatang
Program :
Rencana sekali pakai untuk seragkaian aktivitas yang besar
Proyek
: Rencana sekali pakai untuk lingkup yang lebih sempit dan lebih tidak
kompleks dibandingkan dengan program
b.Rencana
tetap : Di kembangkan untuk aktivitas yang
berulang secara teratur selama suatu periode waktu tertentu
Kebijakan
: Rencana tetap yang merinci respons umum organisasi terhadap suatu
masalah atau situasi tertentu
Prosedur
operasi standar : rencana tetap yang menguraikan
langkah-langkah yang harus diikuti dalam situasi tertentu
Aturan
dan peraturan : Rencana tetap yang
mendeskripsikan dengan tepat bagaimana aktivitas tertentu dilaksanakan
2. Perencanaan kontinjensi
Jenis perencanaan lain yang juga
penting adalah perencanaan kontinjensi (contingency planning) yaitu penentuan
serangkaian tindakan alternatif jika suatu rencana tindakan secara tidak
terduga tergganggu atau dianggap tidak sesuai lagi.
Kerangka Waktu Perencanaan
1.
Rencana Jangka Panjang
Suatu rencana jangka panjang
(long-range plan) meliputi banyak tahun, mungkin bahkan beberapa dekade.
2.
Rencana jangka Menengah
Suatu rencana yang agak bersifat
sementara dan lebih mudah berubah dibanding rencana jangka panjang. Rencana
jangka menengah biasanya meliputi periode satu hingga lima tahun dan terutama
penting bagi manajer menengah dan manajer lini.
3.
Rencana jangka Pendek
Seorang manajer juga mengembangkan
suatu rencana jangka pendek, yang memiliki kerangka waktu satu tahun atau
kurang. Rencana jangka pendek (short-range plan) sangat mempengaruhi aktivitas
seharihari manajer. Terdapat dua jenis rencana jangka pendek. Rencana tindakan
(action plan) merealisasikan semua jenis rencana. Ketika sebuah pabrik Nissan
siap untuk mengganti teknologinya, manajernya memusatkan perhatian mereka pada
penggantian peralatan yang ada dengan peralatan baru secepat mungkin dan
seefisien mungkin untuk meminimalkan hilangnya waktu produksi. Dalam banyak
kasus, hal ini dapat dilakukan dalam beberapa bulan, dan produksi hanya
terhenti selama beberapa minggu. Dengan demikian, suatu rencana tindakan
mengkoordinasikan berbagai perubahan aktual pada suatu pabrik tertentu.
Sebaliknya rencana reaksi (reaction plan) adalah rencana yang dirancang untuk
membuat perusahaan dapat bereaksi terhadapa situasi yang tak terduga. Di salah
satu pabrik Nissan, peralatan baru tiba lebih awal dari yang diharapkan dan
manajer pabrik harus menutup produksi lebih cepat dari yang mereka perkirakan.
Oleh karena itu, manajer tersebut harus bereaksi terhadap kejadian yang berada
di luar kendali mereka dalam cara yang masih memungkinkan tercapainya tujuan.
Tanggung
Jawab untuk Menetapkan Tujuan Perencanaan
1. Staf Perencanaan
Khususnya staf perencanaan dapat
mengurangi bban kerja manajer individual, membantu mengkoordinasikan aktivitas
perencanaan manajer individual, membawa berbagai alat dan teknik yang berbeda
untuk menyelesaikan masalah tertentu, berwawasan yang lebih luas dibanding
manajer individual, dan melangkah jauh melmpaui proyek dan departemen tertentu.
2. Satuan Tugas
Perencanaan
Organisasi terkadang menggunakan
satuan tugas untuk membantumengembangkan rencana. Satuan tugas semacam itu
seringkali terdiri dari manajer lini dengan suatu minat khusus dalam bidang
perencanaan yang relevan.
3. Dewan Direksi
Dewan direksi (board of
directors) bertugas menetapkan misi dan strategi perusahaan. Di beberapa
perusahaan, dewan tersebut erperan aktif dalam proses perencanaan. Di CBS,
misalnya, dewan direksi biasanya berperan dalam perencanaan. Di perusahaan
lain, dewan memilih seorang eksekutif kepala yang kompeten dan mendelegasikan
perencanaan kepada individu tersebut.
4. Chief Executive
Officer (CEO)
Chief Executive Officer (CEO)
biasanya presiden direktur atau ketua dari dewan direksi. CEO mungkin individu
tunggal yang paling penting dalam setiap proses perencanaan organisasi. CEO
memainkan suatu peran utama dalam menyelesaikan proses perencanaan dan
bertanggung jawab untuk mengimplementasikan strateggi. Dewan dan CEO kemudian
berperan langsung dalam perencanaan. Komponen organisisional lain yang terlibat
dalam proses perencanaan memiliki peran sebagai penasihat atau konsultan.
5. Komite Executive
Komite eksekutif (executive
commitee) biasanya terdiri dari eksekutif puncak dalam organisasi yang bekerja
sama sebagai suatu kelompok. Anggota komite eksekutif seringkali dibebankan
pada berbagai staf komite, subkomite, dan satuan tugas untuk berkonsentrasi
pada proyek tertentu atau masalah yang mungkin dihadapi seluruh organisasi pada
suatu waktu di masa depan.
6. Manajemen Lini
Komponen terakhir dari sebagian
besar aktivitas perencaanaan organisasi adalah manajemen lini (line
management). Manajer lini adalah orang yang memiliki otoritas formal dan
tanggung jawab untuk manajemen organisasi. Mereka memainkan suatu peran penting
dalam proses perencanaan oranisasi karena dua alasan. Pertama, mereka merupakan
sumber informasi berharga dari dalam organisasi untuk manajer lain etika
rencana diformulasikan dan diimplementasikan. Kedua, manajer lini di tingkat
menengah Dn rendah dari organisasi biasanya harus melaksanakan rencana yang
dikembangkan oleh manajemen puncak. Manajemen lini mengidentifikasikan,
menganalisis, dan merekomendasikan alternatif program, membuat anggaran, dan
mengajukannya untuk disetujui, dan akhirnya melaksanakan rencana.
Hambatan dalam Penetapan dan Tujuan dan
Perencanan
a. Tujuan yang
Tidak Tepat
Tujuan yang tidak tepat mempunyai
banyak bentuk. Membayar deviden yang besar kepada pemegang saham mungkin tidak
jika dananya didapatkan dengan mengorbankan penelitian dan pengembangan tujuan
mungkin juga tidak tepat jika tujuan tersebut tidak dapat dicapai. Jika Kmart
menetapkan tujuan untuk memperoleh lebih bayak pendapatan dibanding Wal-Mart
tahun depan, karyawan perusahaan mungkin. Tujuan juga tidak tepat jika tujuan
itu menepatkan terlalu banyak penekanan pada ukuran kuantitatif maupun
kalitatif dari keberhasilan.
b. Sistem
Penghargaan yang Tidak Tepat
Dalam beberapa lingkungan, sistem
penghargaan yang tidak tepat merupakan hambatan dalam penetapan tujuan dan
perencanaan
c. Lingkungan yang
Dinamis dan Kompleks
Sifat dari suatu lingkungan
organisasi juga merupakan hambatan bagi penetapan tujuan dan perencanaan yang
efektif. Perubahan yang cepat, inovasi teknologi, dan persaingan yang ketat
juga dapat meningkatkan kesulitan bagi suatu organisasi untuk secara akurat
mengukur kesempatan dan ancaman di masa mendatang
d. Keengganan untuk
Menetapkan Tujuan
Hambatan lain terhadap perencanaan
yang efektif adalah tujuan bagi mereka sendiri dan untuk unit-unit yang
merupakan tanggung jawab mereka. Alasan untuk ini mungkin adalah kurangnya rasa
percaya diri atau takut akan kegagalan. Jika seorang manajer menetapkan suatu
tujuan spesifik, ringkas, dan berhubungan dengan waktu, maka apakah ia mencapai
atau tidak mencapai tujuan tersebut akan tampak nyata. Manajer yang secara
sadar atau tidak sadar berusaha untuk menghindari tingkat tanggung jawab ini
lebih mungkin untuk menghindari usaha perencanaan organisasi. Pfizer, suatu
perusahaan farmasi besar, mengalami masalah karena manajernya tidak menetapkan
tujuan untuk penelitian dan pengembangan. Sebagai akibatnya, organisasi
tersebut jauh tertinggal di belakang karena manajer tidak memiliki cara untuk
mengetahui seberapa efektif usaha penelitian dan pengembangan mereka
sebenarnya.
e. Penolakan terhadap
Perubahan
Hambatan lain dalam menetapkan
tujuan dan perencanaan adalah penolakan terhadap perubahan. Perencanaan pada
intinya terkait dengan perubahan sesuatu dalam organisasi. Avon Products hampir
membuat dirinya sendiri bangkrut beberapa tahun yang lalu karena perusahaan
bersikeras melanjutkan kebijakan pembayaran deviden yang besar kepada para
pemegang sahamnya. Ketika laba mulai turun, manajer menolak memotong deviden
dan mulai melakukan pinjaman untuk membayar deviden tersebut. Hutang perusahaan
meningkat dari $3 juta menjadi $1,1 miliar dalam waktu delapan tahun. Pada
akhirnya, manajer terpaksa menyelesaikan masalah dan memotong deviden.
f. Keterbatasan
Keterbatasan (constraints) yang
membatasi apa yang dapat dilakukan organisasi merupakan hambatan utama yang
lain.
Mengatasi Hambatan
a.
Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana
Salah satu cara terbaik untuk
memperlancar penetapan tujuan dan proses perencanaan adalah dengan maksud
dasarnya. Manajer seharusnya juga mengetahui bahwa terdapat keterbatasan pada
efektivitas penetapan tujuan dan pembuatan rencana.
Dan penetapan tujuan dan perencanaan
yang efektif tidak selalu memastikan keberhasilan, penyesuaian dan pengecualian
diharapkan dari waktu ke waktu.
b.
Komunikasi dan Partisipasi
Meskipun mungkin dibuat pada tingkat
tinggi, tujuan dan rencana tersebut harus dikomunikasikan kepada pihak yang
lain dalam organisasi. Setiap orang yang terlibat dalam proses perencanaan
seharusnya tahu landasan apa yang mendasari strategi fungsional, dan bagaimana
strategi-strategi tersebut diintegrasikan dan dikoordinasikan. Orang-orang yang
bertanggung jawab untuk mencapai tujuan dan mengimplementasikan rencana
harus didengar pendapatnya dalam mengembangkan strategi tersebut. Setiap orang
hampir selalu memiliki informasi yang berharga untuk disumbangkan / dan karena
mereka yang akan mengimplementasikan rencana / keterlibatan mereka sangat
penting orang biasanya lebih berkomitmer pada rencana yang pembentukannya
mereka bantu .bahkan ketika suatu organisasi agar bersifat sentralistis atau
menggunakan staf perencanaan, manajer dari berbagai tingkan dalam organisasi
seharusnya dilibatkan dalam proses perencanaan.
c.
Konsistensi /revsi /dan pembaruan
Tujuan seharusnya konsisten baik
secara hori zontal maupun secara vertikal .konsistensi horizotal berarti bahwa
tujan seharusnya konsisten diseluru organisasi / dari satu departemen ke
departemen lainnya. Konsistensi vertikal berarti bahwa tujuan
seharusnya konsisten dari atas hingga ke bawah organisasi :
tujuan stategis, taktis, dan operasional harus selaras. Karena penetapan tujuan
dan perencanaan merupakan proses yang dinamis, tujuan dan perencanaan juga
harus direvisi dan diperbarui secara berkala. Banyak organisasi melihat
perlunya merevisi dan memperbarui dengan frekuensi yang semakin sering.
d.
Sistem Penghargaan yang Efektif
Secara umum, orang seharusnya diberi
penghargaan baik karena menetapkan tujuan dan rencana yang efektif, maupun
karena berhasil mencapainya. Karena kegagalan terkadang berasal dari
faktor-faktor di luar pengendalian manajemen, orang seharusnya dipastikan bahwa
kegagalan dalam mencapai tujuan tidak akan selalu memiliki konsekuensi hukuman.
Ada
dua pendekatan utama yang dapat digunakan organisasi untuk mencapai sasarannya.
Pendekatan pertama disebut pendekatan tradisional. Pada pendekatan ini, manajer
puncak memberikan sasaran-sasaran umum, yang kemudian diturunkan oleh
bawahannya menjadi sub-tujuan (subgoals) yang lebih terperinci. Bawahannya itu
kemudian menurunkannya lagi kepada anak buahnya, dan terus hingga mencapai
tingkat paling bawah. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa manajer puncak adalah
orang yang tahu segalanya karena mereka telah melihat gambaran besar
perusahaan. Kesulitan utama terjadi pada proses penerjemahan sasaran atasan
oleh bawahan. Seringkali, atasan memberikan sasaran yang cakupannya terlalu
luas seperti "tingkatkan kinerja," "naikkan profit," atau
"kembangkan perusahaan," sehingga bawahan kesulitan menerjemahkan
sasaran ini dan akhirnya salah mengintepretasi maksud sasaran itu.Pendekatan
kedua disebut dengan management by objective atau MBO. Pada pendekatan ini,
sasaran dan tujuan organisasi tidak ditentukan oleh manajer puncak saja, tetapi
juga oleh karyawan. Manajer dan karyawan bersama-sama membuat sasaran-sasaran
yang ingin mereka capai. Dengan begini, karyawan akan merasa dihargai sehingga
produktivitas mereka akan meningkat. Namun ada beberapa kelemahan dalam
pendekatan MBO. Pertama, negosiasi dan pembuatan keputusan dalam pendekatan MBO
membutuhkan banyak waktu, sehingga kurang cocok bila diterapkan pada lingkungan
bisnis yang sangat dinamis. Kedua, adanya kecenderungan karyawan untuk bekerja
memenuhi sasarannya tanpa mempedulikan rekan sekerjanya, sehingga kerjasama tim
berkurang. Ada juga yang bilang MBO hanyalan sekedar formalitas belaka, pada
akhirnya yang menentukan sasaran hanyalah manajemen puncak sendiri.
Dasar-dasar perencanaan.
1.forecasting
proses pembuatan asumsi-asumsi tentang apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
proses pembuatan asumsi-asumsi tentang apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
a. Forecasting
kualitatif: prediksi masa depannya menggunakan pendapat para ahli
b. Forecasting
kuantitatif: prediksi masa depannya menggunakan analisa data secara matematis
dan statistis analisa time series, model ekonometri, survey statistik)
2.Penggunaan scenario meliputi
penentuan beberapa alternatif skenario masa yang akan dtaang atau keadaan
peristiwa yang mungkin terjadi.Pengidentifikasian kemungkinan skenario yang
berbeda waktunya akan membantu organisasi beroperasi lebih fleksibel dalam
lingkungan yang dinamis.
3.Benchmarking
Perbandingan eksternal untuk mengevaluasi secara lebih baik suatu arusè kinerja dan menentukan kemungkinana tindakan yang dilakukan untuk masa yang akan datang. Tujuan: untuk mengetahui apakah orang-orang dan organisasi bekerja dengan baik dan merencanakan bagaimana menggabungkan ide-ide tersebut dalam pengoperasiannya.
3.Benchmarking
Perbandingan eksternal untuk mengevaluasi secara lebih baik suatu arusè kinerja dan menentukan kemungkinana tindakan yang dilakukan untuk masa yang akan datang. Tujuan: untuk mengetahui apakah orang-orang dan organisasi bekerja dengan baik dan merencanakan bagaimana menggabungkan ide-ide tersebut dalam pengoperasiannya.
4.Partisipasi dan
keterlibatan perencanaan partisipatif yang aktif: Perencanaan di mana semua
orang yang mungkin akan memperngaruhi hasil dari perencanaan dan atau akan
membantu mengimplementasikan perencanaan-perencanaan tersebut.
5.Penggunaan staf perencana
fungsi staf perencana bertanggung jawab dalam mengarahkan dan mengkoordinasi sistem perencanaan untuk
organisasi secara keseluruhan atau untuk salah satu komponen perencanaan
yangutama.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tinsdakan. Perencanaan diperlukan dalam setiap jenis kegiatan baik itu kegiatano rganisasi, perusahaan maupun kegiatan dimasyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalamperencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tinsdakan. Perencanaan diperlukan dalam setiap jenis kegiatan baik itu kegiatano rganisasi, perusahaan maupun kegiatan dimasyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalamperencanaan.
Batasan Perencanaan :
Menurut Newman perencanaan (planning) is
deciding in advance what is to be done. Sedangkan menurut A.Allen planning is
the determination of a course of action to achieve a desired result. Pada
dasarnya yang dimaksud dengan perencanaan yaitu memberi jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan apa ( what ) siapa ( Who ) kapan (When) dimana ( When ) mengapa
( why ) dan bagaimana ( How ) jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer
yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan
pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-program yang
dilakukan.
Unsur-unsur Perencanaan
Perencanaan yang baik harus
dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsur-unsur perencanaan
yaitu:
1. Tindakan
apa yang harus dikerjakan
2. .Apa
sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan
3. Dimana
tindakan tersebut dilakukan
4. Kapan
tindakan tersebut dilakukan
5. Siapa
yang akan melakukan tindakan tersebut
6. Bagaimana
cara melaksanakan tindakan tersebut
Proses
Pembuatan Rencana
1.Menetapkan
tugas dan tujuan antara tugas dan tujuan tidak dapat dipisahkan, suatu rencana
tidak dapat difrmulir tanpa ditetapkan terlebih dahulu apa yang menjadi tugas
dan tujuannya. Tugas diartikan sebagai apa yang harus dilakukan, sedang tujuan
yaitu suatu atau nilai yang akan diperoleh.
2.Observasi
dan analisa, menentukan factor-faktor apa yang dapat mempermudah dalam
pencapaian tujuan (Observasi) bila sudah diketahui dan terkumpul, maka
dilakukan analisa terhadapnya untuk ditentukan mana yang digunakan.
3.Mengadakan kemungkinan-kemungkinan faktor yang tersedia memberikan perencanaan membuat beberapa kemungkinan dalam pencapaian tujuan.Dimana kemungkinan yang telah diperoleh dapat diurut atas dasar tertentu, misalnya lamanya penyelesian, besarbya biaya yang dibutuhkan efisiensi dan efektivitas dan lain sebagainya.
3.Mengadakan kemungkinan-kemungkinan faktor yang tersedia memberikan perencanaan membuat beberapa kemungkinan dalam pencapaian tujuan.Dimana kemungkinan yang telah diperoleh dapat diurut atas dasar tertentu, misalnya lamanya penyelesian, besarbya biaya yang dibutuhkan efisiensi dan efektivitas dan lain sebagainya.
4.Membuat
Sintesa yaitu alternatif yang akan dipilih dari kemungkinan-kemungkinan yang
ada dengan cara mengawinkan sitesa dari kemungkinan-kemungkinan tersebut.
Kemungkinan-kemungkinan yang ada mempunyai kelemahan-kelemahan.
Siapa Pembuat Rencana ?
Siapa Pembuat Rencana ?
1.Panitia
Perencanaan. Panitia ini terdiri dari beberapa unsure yang mewakili beberapa
pihak, yang masing-masing membawakan misinya untuk menghasilkan suatu rencana,
dengan harapan rencana yang dibuat akan lebih baik.
2.Bagian Perencanaan. Seringkali tugas perencanaan, merupakan tugas rutin dalam suatu organisasi atau perusahaan. Ini merupakan satu unit dalam suatu organisasi yang bertugas khusus membuat rencana. Jadi disini tidak ada unsur perwakilan yang mewakili suatu bagian dalam organisasi.
3.Tenaga Staf.Pada sebuah organisasi atau perusahaan ada dua kelompok fungsional yaitu
2.Bagian Perencanaan. Seringkali tugas perencanaan, merupakan tugas rutin dalam suatu organisasi atau perusahaan. Ini merupakan satu unit dalam suatu organisasi yang bertugas khusus membuat rencana. Jadi disini tidak ada unsur perwakilan yang mewakili suatu bagian dalam organisasi.
3.Tenaga Staf.Pada sebuah organisasi atau perusahaan ada dua kelompok fungsional yaitu
-
Pelaksana, tidak disamakan dengan pimpinan yaitu kelompok yang langsung
menangani pekerjaan
-
Staf (pemikir) yaitu kelompok yang tidak secara langsung menghasilkan barang
atau produk perusahaan, tugasnya menganalisa fakta-fakta untuk kemudian
merencanakan sesuatu guna.
Bentuk-bentuk
Perencanaan
1.Recana
Global (Global Plan) Analisa penyusunan recana global terdiri atas:
- Strenght yaitu kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan
- Weaknesses, memperhatikan kelemahan yang dimiliki organisasi yang bersangkutan.
- Opportunity yaitu kesempatan terbuka yang dimiliki oleh organisasi
- Treath yaitu tekanan dan hambatan yang dihadapi organisasi
- Strenght yaitu kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan
- Weaknesses, memperhatikan kelemahan yang dimiliki organisasi yang bersangkutan.
- Opportunity yaitu kesempatan terbuka yang dimiliki oleh organisasi
- Treath yaitu tekanan dan hambatan yang dihadapi organisasi
2.Rencana
Stategik (Strategic Plan). Bagian dari rencana global yang lebih terperinci.
Dimana dengan menyusun kerangka kerja yang akan dilakukan untuk mencapai
rencana global, dimensi waktunya adalang jangka panjang. Dalam pencapaiannya
dilakukan dengan system prioritas. Mana yang akan dicapai terlebih dahulu. Merupakan
proses prencanaan jangka panjang yang tersusun dan digunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan bersama. Tiga alasan penggunaan perencanaan
strategic ini yaitu.
1. Memberikan
kerangka dasar bagi perencanaan lainnya yang akan dilakukan
2.Mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya
3. Titik permulaan pemahaman dan penilaian kegiatan manajer dan organisasi.
2.Mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya
3. Titik permulaan pemahaman dan penilaian kegiatan manajer dan organisasi.
3.Rencana
Operasional ( Operational Plan ).Rencana ini meliputi perencanaan terhadap
kegiatan-kegiatan operasional dan bersifat jangka pendek.
- Rencana sekali pakai ( single use plan ) yaitu kegiatan yang tidak digunakan lagi setelah tercapainya tujuan dan ini sifatnya lebih terperinci hanya sekali pakai, misalnya rencana pembelian dan pemasangan mesin komputer dalam suatu perusahaan.
- Rencana Tetap ( Standing Plan ) yaitu berupa pendekatan-pendekatan standar untuk penanganan-penanganan situasi yang dapat diperkirakan terlebih dahulu dan akan terjadi berulang-ulang.
- Rencana sekali pakai ( single use plan ) yaitu kegiatan yang tidak digunakan lagi setelah tercapainya tujuan dan ini sifatnya lebih terperinci hanya sekali pakai, misalnya rencana pembelian dan pemasangan mesin komputer dalam suatu perusahaan.
- Rencana Tetap ( Standing Plan ) yaitu berupa pendekatan-pendekatan standar untuk penanganan-penanganan situasi yang dapat diperkirakan terlebih dahulu dan akan terjadi berulang-ulang.
Proses
Pembuatan Keputusan
1.Pemahaman
dan Perumusan Masalah Manajer harus dapat menemukan masalah apa yang
sebenarnya, dan menentukan bagian-bagian mana yang harus dipecahkan dan bagian
mana yang seharusnya dipecahkan.
2.Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan Setelah masalahnya ditemukan, lalu ditentukan dan dibuatkan rumusannya untuk membuat keputusan yang tepat.
2.Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan Setelah masalahnya ditemukan, lalu ditentukan dan dibuatkan rumusannya untuk membuat keputusan yang tepat.
3.Pengembangan
Alternatif Pengembangan alternatif memungkinkan menolak kecenderungan membuat
keputusan yang cepat agar tercapai keputusan yang efektif.
4.Pengevaluasian terhadap alternatif yang digunakan Menilai efektivitas dari alternatif yang dipakai, yang diukur dengan menghubungkan tujuan dan sumber daya organisasi dengan alternatif yang realistic serta menilai seberapa baik alternatif yang diambil dapat membantu pemecahan masalah.
4.Pengevaluasian terhadap alternatif yang digunakan Menilai efektivitas dari alternatif yang dipakai, yang diukur dengan menghubungkan tujuan dan sumber daya organisasi dengan alternatif yang realistic serta menilai seberapa baik alternatif yang diambil dapat membantu pemecahan masalah.
5.Pemilihan Alternatif Terbaik.Didasarkan pada informasi
yang diberikan kepada manajer dan ketidak sempurnaan kebijaksanaan yang diambil
oleh manajer.
6.Implementasi Keputusan Manajer harus menetapkan anggaran, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan, serta memperhatikan resiko dan ketidak puasan terhadap keputusan yang diambil. Sehingga perlu dibuat prosedur laporan kemajuan periodic dan mempersiapkan tindakan korektif bila timbul masalah baru dalam keputusan yang dibuat serta mempersiapkan peringatan dini atas segala kemungkinan yang terjadi.
6.Implementasi Keputusan Manajer harus menetapkan anggaran, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan, serta memperhatikan resiko dan ketidak puasan terhadap keputusan yang diambil. Sehingga perlu dibuat prosedur laporan kemajuan periodic dan mempersiapkan tindakan korektif bila timbul masalah baru dalam keputusan yang dibuat serta mempersiapkan peringatan dini atas segala kemungkinan yang terjadi.
7.Evaluasi
atas Hasil Keputusan Implementasi yang telah diambil harus selalu dimonitor
terus-menerus, apakah berjalan lancar dan memberikan hasil yang diharapkan.
Bentuk-bentuk
Perencanaan
1.Recana
Global (Global Plan). Analisa penyusunan recana global terdiri atas:
- Strenght yaitu kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan
- Weaknesses, memperhatikan kelemahan yang dimiliki organisasi yang bersangkutan.
- Opportunity yaitu kesempatan terbuka yang dimiliki oleh organisasi
- Treath yaitu tekanan dan hambatan yang dihadapi organisasi
2.Rencana Stategik (Strategic Plan). Bagian dari rencana global yang lebih terperinci. Dimana dengan menyusun kerangka kerja yang akan dilakukan untuk mencapai rencana global, dimensi waktunya adalang jangka panjang. Dalam pencapaiannya dilakukan dengan system prioritas. Mana yang akan dicapai terlebih dahulu.Merupakan proses prencanaan jangka panjang yang tersusun dan digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Tiga alas an penggunaan perencanaan strategic ini yaitu
- Strenght yaitu kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan
- Weaknesses, memperhatikan kelemahan yang dimiliki organisasi yang bersangkutan.
- Opportunity yaitu kesempatan terbuka yang dimiliki oleh organisasi
- Treath yaitu tekanan dan hambatan yang dihadapi organisasi
2.Rencana Stategik (Strategic Plan). Bagian dari rencana global yang lebih terperinci. Dimana dengan menyusun kerangka kerja yang akan dilakukan untuk mencapai rencana global, dimensi waktunya adalang jangka panjang. Dalam pencapaiannya dilakukan dengan system prioritas. Mana yang akan dicapai terlebih dahulu.Merupakan proses prencanaan jangka panjang yang tersusun dan digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Tiga alas an penggunaan perencanaan strategic ini yaitu
1.
Memberikan kerangka dasar bagi perencanaan lainnya yang akan dilakukan
2.Mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya.
3.Titik permulaan pemahaman dan penilaian kegiatan manajer dan organisasi.
3.Rencana Operasional ( Operational Plan ).Rencana ini meliputi perencanaan terhadap kegiatan-kegiatan operasional dan bersifat jangka pendek.
- Rencana sekali pakai ( single use plan ) yaitu kegiatan yang tidak digunakan lagi setelah tercapainya tujuan dan ini sifatnya lebih terperinci hanya sekali pakai, misalnya rencana pembelian dan pemasangan mesin komputer dalam suatu perusahaan.
- Rencana Tetap ( Standing Plan ) yaitu berupa pendekatan-pendekatan standar untuk penanganan-penanganan situasi yang dapat diperkirakan terlebih dahulu dan akan terjadi berulang-ulang.
2.Mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya.
3.Titik permulaan pemahaman dan penilaian kegiatan manajer dan organisasi.
3.Rencana Operasional ( Operational Plan ).Rencana ini meliputi perencanaan terhadap kegiatan-kegiatan operasional dan bersifat jangka pendek.
- Rencana sekali pakai ( single use plan ) yaitu kegiatan yang tidak digunakan lagi setelah tercapainya tujuan dan ini sifatnya lebih terperinci hanya sekali pakai, misalnya rencana pembelian dan pemasangan mesin komputer dalam suatu perusahaan.
- Rencana Tetap ( Standing Plan ) yaitu berupa pendekatan-pendekatan standar untuk penanganan-penanganan situasi yang dapat diperkirakan terlebih dahulu dan akan terjadi berulang-ulang.
B. Sifat dan Tujuan Perencanaan
Dalam sebuah perencanaan juga perlu
memperhatikan sifat rencana yang baik. Sifat rencana yang baik yakni :
1.
Pemakaian
kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh yang menerima
sehingga penafsiran yang berbeda-berbeda dapat ditiadakan.
2.
Fleksibel,
suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang seebenarnya bila ada
perubahan maka tidak semua rencana dirubah dimungkinkan diadakan penyesuaian-penyesuaian
saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan begitu walaupun keadaan lain dari
yang direncanakan.
3.
Stabilitas,
tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga
stabilitasnya setiap harus ada dalam pertimbangan.
4.
Ada
dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor produksi
kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.
5.
Meliputi
seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang ada dalam
organisasi.
Perencanaan bertujuan untuk:
1)
Standar
pengawasan, yaitu;
a.
Mencocokan
pelaksanaan dengan perencanaannya.
b.
Mengetahui
kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
c.
Mengetahui
siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun
kuantitasnya.
d.
Mendapatkan
kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
e.
Meminimalkan
kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat, biaya, tenaga, dan waktu.
f.
Memberikan
gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.
g.
Menyerasikan
dan memadukan beberapa subkegiatan.
h.
Mendeteksi
hambatan kesulitan yang bakal ditemui.
i.
Mengarahkan
pada pencapaian tujuan.
2)
Untuk
memberikan arah dan tujuan bagi perusahaan.
3)
Dapat
ditentukan suatu pedoman sebagai standar/ukuran untuk mengurangi ketidakpastian
serta perubahaan di masa mendatang.
4)
Dengan
perencanaan dapat diukur berhasil tidaknya suatu pekerjaan sehingga akan
mempermudah pengawasan.
5)
Membantu
memperkirakan peluang di masa mendatang. Dengan perencanaan akan timbul
efisiensi sehingga pengeluaran biaya dapat ditekan
Stephen
Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan perencanaan. Tujuan pertama
adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan
nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka
capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual
mungkin akan bekerja sendiri-sendiri
secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang
efesien.
Tujuan kedua adalah untuk
mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa
untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari
perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
Tujuan yang terakhir adalah
untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya,
yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses
pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan
kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana,manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.
C.
Proses
Perencanaan
Sebelum para manajer dapat
mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus
membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada
tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan
mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada
semua tingkatan manajemen dan semakin mengingkat pada tingkatan manajemen yang
lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang paling
besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya
mencurahkan hampir semua waktu perencanannya jauh ke masa depan dan pada
strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih
rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka waktu
yang lebih pendek.
Terdapat pula beberapa variasi dalam
tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran dan tujuan organisasi
dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan
berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang
daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu
mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun
perencnaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para manajer untuk mengerti peranan
perencanaan secara keseluruhan.
Menurut T. Hani Handoko (1999)
kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian
tujuan.
2. Merumuskan keadaan saat ini.
3. Mengidentifikasikan segala kemudhan
dan hambatan.
4. Mengembangkan rencana atau
serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
Rencana atau plan adalah
dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya
mencakup alokasi sumber daya, jadwa, dan tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana
dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi
penggunaannya. Berdasarkan cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana
strategis dan rencana operasional. Rencana strategis adalah rencana umum yang
berlaku di seluruh lapisan organisasi sedangkan rencana operasional adalah
rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari anggota organisasi.Berdasarkan
jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana jangka panjang dan
rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang umumnya didefinisikan sebagai
rencana dengan jangka waktu tiga tahun, rencana jangka pendek adalah rencana
yang memiliki jangka waktu satu tahun. Sementara rencana yang berada di antara
keduanya dikatakan memiliki intermediate time frame.
Menurut kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana direksional dan rencana spesifik. Rencana direksional adalah rencana yang hanya memberikan guidelines secara umum, tidak mendetail. Misalnya seorang manajer menyuruh karyawannya untuk "meningkatkan profit 15%." Manajer tidak memberi tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai 15% itu. Rencana seperti ini sangat fleksibel, namun tingkat ambiguitasnya tinggi. Sedangkan rencana spesifik adalah rencana yang secara detail menentukan cara-cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Selain menyuruh karyawan untuk "meningkatkan profit 15%," ia juga memberikan perintah mendetail, misalnya dengan memperluas pasar, mengurangi biaya, dan lain-lain.
Terakhir, rencana dibagi berdasarkan frekuensi penggunannya, yaitu single use atau standing. Single-use plans adalah rencana yang didesain untuk dilaksanakan satu kali saja. Contohnya adalah "membangun 6 buah pabrik di China atau "mencapai penjualan 1.000.000 unit pada tahun 2006." Sedangkan standing plans adalah rencana yang berjalan selama perusahaan tersebut berdiri, yang termasuk di dalamnya adalah prosedur, peraturan, kebijakan, dan lain-lain.
Menurut kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana direksional dan rencana spesifik. Rencana direksional adalah rencana yang hanya memberikan guidelines secara umum, tidak mendetail. Misalnya seorang manajer menyuruh karyawannya untuk "meningkatkan profit 15%." Manajer tidak memberi tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai 15% itu. Rencana seperti ini sangat fleksibel, namun tingkat ambiguitasnya tinggi. Sedangkan rencana spesifik adalah rencana yang secara detail menentukan cara-cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Selain menyuruh karyawan untuk "meningkatkan profit 15%," ia juga memberikan perintah mendetail, misalnya dengan memperluas pasar, mengurangi biaya, dan lain-lain.
Terakhir, rencana dibagi berdasarkan frekuensi penggunannya, yaitu single use atau standing. Single-use plans adalah rencana yang didesain untuk dilaksanakan satu kali saja. Contohnya adalah "membangun 6 buah pabrik di China atau "mencapai penjualan 1.000.000 unit pada tahun 2006." Sedangkan standing plans adalah rencana yang berjalan selama perusahaan tersebut berdiri, yang termasuk di dalamnya adalah prosedur, peraturan, kebijakan, dan lain-lain.
D. Hubungan Perencanaan dengan Fungsi Manajemen Lainnya
Perencanaan adalah fungsi yang
paling dasar dari fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi
serta kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan saling tergantung
dan berinteraksi.
Pengoranisasian (organizing)
adalah perencanaan untuk menunjukkan car dan perkiraan bagaimana
mengoranisasikan sumber daya-sumber daya orgnisasi untuk mencapai efektivitas
paling tinggi.
Pengarahan (directing) adalah
perencanaan untuk menentukan kombinasi paling baik dari sumber daya-sumber daya
yang diperlukan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan.
Pengawasan (controlling)
adalah perencanaan dan pengawasan yang saling berhubungan erat. Pengawasan
bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perencanaan merupakan tahapan paling
penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan
eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus
lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis, bukan hanya pada
intuisi 8 dugaan.
Dalam perencanaan terdiri dari
macam-macam perencanaan, yaitu perencanaan organisasi dan perencanaan
kontijensi. Perencanaan organisasi terbagi menjadi 3 yaitu perencanaan
strategis, taktis dan operasional. Adapun kerangka waktu dala perencanaan
organisasi yaitu sebagai berikut : rencana jangka panjang, jangkah menengah,
dan jangka pendek.
Suatu perencanaan juga terdapat
berbagai hambatan dalam penetapan tujuan. Hambatan tersebut antara lain tujuan
yang tidak tepat, sistem penghargaan yang tidak tepat, penolakan terhadap
perubahan dan keterbatasan.
Daftar Pustaka
Handoko,
T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta
Stoner,
James A.F. 1996. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Erlangga – Jakarta
Griffin.
2003. Pengantar Manajemen. Penerbit Erlangga - Jakarta
Suandy,
Erly, 2003, Perencanaan Pajak, Edisi Revisi, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.
halo, sy juga dari mamuju, sulawesi barat
BalasHapusthanks untuk sharing artikelnya
sangat bermanfaat :)